2025-04-23 | admin3

Gorengan Dicelup Ulang di Minyak Hitam: Praktik Nakal Penjaja Kuliner yang Meresahkan

Siapa yang tak suka gorengan? Camilan yang satu ini seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Mulai dari bakwan, tahu isi, tempe goreng, hingga cireng, gorengan dijajakan hampir di setiap sudut kota—dari pedagang keliling hingga warung pinggir jalan. Tapi di balik kenikmatan renyahnya, ada praktik yang memprihatinkan dan kerap luput dari perhatian: penggunaan minyak goreng yang telah dipakai berulang kali hingga menghitam.

Minyak Hitam, Bahaya yang Tersembunyi

Tidak sedikit pedagang gorengan yang menggunakan minyak jelantah—minyak goreng yang telah dipakai berkali-kali hingga berubah warna menjadi hitam pekat. Dalam beberapa kasus, minyak ini bahkan digunakan selama berhari-hari tanpa diganti, hanya ditambahkan minyak baru sedikit demi sedikit. Gorengan kemudian dicelup ulang ke dalam minyak tersebut untuk menghangatkannya kembali agar terlihat “fresh”.

Praktik ini bukan hanya membuat tampilan gorengan tidak sehat, tapi juga raja zeus menyimpan risiko kesehatan yang serius. Minyak yang terlalu sering dipanaskan akan menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrolein, aldehida, hingga radikal bebas yang dapat memicu penyakit jangka panjang seperti kanker, gangguan hati, dan masalah pencernaan.

Alasan di Balik Penggunaan Minyak Hitam

Lantas, mengapa pedagang tetap menggunakan gorengan minyak hitam? Jawabannya sederhana: efisiensi biaya. Harga minyak goreng yang fluktuatif membuat banyak pedagang kecil harus berpikir keras menekan pengeluaran. Mengganti minyak goreng setiap  hari tentu akan mengurangi keuntungan secara drastis. Karena itu, beberapa pedagang memilih menggunakan minyak bekas berulang kali meskipun tahu risikonya.

Namun, alasan ekonomi ini tidak dapat dijadikan pembenaran atas praktik yang membahayakan konsumen. Kesehatan masyarakat seharusnya tetap menjadi prioritas utama dalam penyajian makanan.

Gorengan yang Dicelup Ulang: Trik Lama yang Kembali Populer

Selain minyak yang hitam, teknik mencelup ulang gorengan ke minyak panas juga menjadi kebiasaan pedagang agar gorengan terlihat baru dimasak. Dalam kondisi tertentu, gorengan yang sudah dingin atau keras akan dicelup ulang sebentar ke minyak mendidih agar terasa hangat, lebih renyah, dan menarik pembeli. Padahal, hal ini membuat gorengan menyerap lebih banyak minyak, apalagi jika minyak tersebut sudah tidak layak pakai.

Tak jarang, gorengan yang dicelup ulang bertekstur terlalu berminyak atau memiliki aroma tengik. Sayangnya, banyak pembeli tidak menyadari bahaya di balik teknik “tipu daya” ini.

Solusi dan Peran Konsumen

Konsumen bisa berperan aktif dalam mendorong perubahan. Berikut beberapa tips:

  • Perhatikan warna minyak: jika terlihat sangat gelap atau kehitaman, sebaiknya hindari membeli.

  • Tanya dengan sopan: beberapa pedagang justru akan menjelaskan kalau mereka menggunakan minyak baru jika ditanya dengan baik.

  • Dukung pedagang jujur: jika kamu menemukan penjual yang menjaga kualitas minyak dan kebersihan, jadikan langganan dan promosikan ke orang lain.

  • Kurangi konsumsi gorengan luar: memasak sendiri di rumah menjadi pilihan terbaik jika ingin menikmati gorengan yang aman dan sehat.

BACA JUGA: Hidangan Bekas Gigitan Tikus: Nasi Sisa Malam dan Bahaya Kesehatan yang Terabaikan

Share: Facebook Twitter Linkedin